Wednesday, November 01, 2023
MENGOLAH SENI KOLASE DENGAN VANDALISME
Tuesday, October 31, 2023
Emma Watson for my Muse
Sunday, August 06, 2023
Friday, July 14, 2023
Bingkai Kurasi oleh Akiq A.W
Monday, July 03, 2023
SEARCHING FOR AESTHETIC IN VANDALISM
Hal yang semestinya harus dimengerti secara luas dengan beratus-ratus halaman, lantunan-lantunan musik dan melodi ataupun dengan puisi/pantun.
Dan saya peringatkan bahwa karya-karya Kolase Foto ini adalah suatu penciptaan dengan nilai penyimpangan yang cukup berat dan kotor terhadap karya-karya seni yang terilbat, (terutama fotografi), maka bisa juga kalian bilang saya penjahat. Karena dalam proses mencipta saya selalu mencuri, memotong, menggunting, membakar, berantakin habis-habisan foto-foto indah yang indah milik orang lain.
Saya bukan manusia yang baik dari dulu. Jadi selalu ada suatu rasa/hasrat bipolar, katarsis untuk menghancurkan, merusak dsb. Saya akui itu, karena emosi yang tiba-tiba datang meledak itu sudah menghancurkanku selama ini. Jadi saya minta tolong pengertianya sebentar saja.
Biasanya yang terangkat adalah hal2 yang terngiang terus diotak setelah saya membaca atau mendengar. Misalnya dalam “Moby Dick”, saya selalu teringat saat2 kematian kapten Ahab ditubuh paus putih itu, atau di lagu “Hapiness is a Warm Gun”, yang ada dipikran saya adalah todongan pistol dikepala mungkin adalah kebahagiaan sejati. Dalam "Come as You Are", seakan Cobain sendiri mengajak saya tanpa paksaan hanya dengan melodi alternatif nya, untuk melihat alam nyata yang ada hanya dalam pikirannya. Yang jelas pada "1984"nya George Orwell, kota lingkup Dystopian seperti itu masih sangat mungkin terjadi, sudah terlihat bukan..? CCTV yang dapat beralih fungsi menjadi telescreening, mampu mengawasi detail rahasia dan privasi orang. Dan akhirnya yang paling penting adalah negara atau partai, mungkinkah?
Karenanya saya berusaha untuk membuat pameran berdasarkan seniman-seniman yang saya hormati dan kenali beberapa karyanya. Karena begitulah sebenarnya seluruh isi karya saya adalah dedikasi untuk para pencipta ruang dan waktu tersebut
Tp didalam ruangan proses itu semua, seperti ada kekuatan Agung yang lebih besar dari emosi, yang menyemangati saya menyalurkannya ke dalam sebuah bentuk karya visual, apalagi kl ada 6 kaleng bir yg dingiiiin sekali.
Itu yang benar-benar saya rasakan, saat saya merusak. Dorongan diluar nalar bagaikan perintah tuhan, bahkan saya sama sekali tidak pernah percaya dengan tuhan. Tapi dorongan untuk berjalan itu selalu ada, walau saya juga tidak pernah begitu teelalu peduli dengan hasil akhir karya-karya saya sendiri.
Karena tujuan itu bukanlah suatu jawaban untuk saya, tapi perjalanan atau prosesnyalah yang membuat saya hidup, terlebih serasa menjadi bagian dari kemanusiaan.
Karena saya sangat percaya bahwasanya karya-karya Seni dan Budaya manusia merupakan suatu Pencapaian Tertinggi dan Terbesar dari Umat Manusia. Bukan roket, mobil, televiai, komputer, mini chip, atom, relativitas, perjalanan ke bulan atau mars sekalipun. Jika ingin menghancurkan suatu bangsa, hilangkan, hancurkan atau bengkokkan nilai-nilai Seni dan Budayanya, maka keber"Ada"an bangsa tersebut pasti musnah.
Karena Seni dan Budayalah yang membedakan kita dengan makhluk-makhluk lain. Tanpa "Rasa" tersebut apalah kita menjadi?. Ya, binatang bila tak berkembang secara akal dan robot tak berperasaan bila mampu maju berkembang secara teknologi atau sains.
Itulah kira-kira kurator yang saya sangat hormat dan saluti, kenapa saya ingin membuat pameran dengan tema dan teknis secara spesifik tadi. Tentu pendapat anda mungkin berbeda, tapi bukankah itu indahnya.
Sunday, July 02, 2023
Aesthetic Vandalism - Concept for the Casual Cascade at Krack Gallery Exibit
Sunday, April 30, 2023
Innocent is a Weapon of Mass Destruction
Saturday, September 08, 2018
Wednesday, December 07, 2016
SANG SUNYI
Sang Sunyi (The Silence) is a song about death, what it feels to be in condition of death. What happened there?, where do we go?, what do we feels?, who do I meet along the way..?, Is God does exist?, An angel and devil? It's all are the question among us the living, and it's always just going to be a question. Before we're experience it our self when we die.
......................
Sang Sunyi adalah lagu tentang kematian, apa rasanya berada dalam kondisi mati. Apa yang terjadi disana?, ke mana kita pergi ?, apa yang akan kita rasakan?, yang akan kita temui di sepanjang jalan ..? Apakah Tuhan itu benar ada?, Malaikat dan iblis? Ini semua adalah pertanyaan di antara kita yang hidup, dan itu hanya selalu akan menjadi sebuah pertanyaan. Sebelum kita mengalaminya ketika diri kita mati.
© Daus Adrian - Brantakan