Wednesday, November 01, 2023

MENGOLAH SENI KOLASE DENGAN VANDALISME

Menciptakan karya kolase itu seperti sebuah meditasi, introspeksi, penyaluran emosi, atau membebaskan diri saya pribadi dari hal-hal yang saya alami sehari-hari. Dia adalah cara saya berkomunikasi, dengan orang lain maupun kebanyakan kepada diri saya sendiri. 
 
Karena saya selaluerasa paling bodoh diantara orang-orang lain, tidak tahu kenapa. Padahal sebenarnya pemikiran saya sendiri sebenarnya melebihi jauh dari cara berpikir orang-orang lain itu. Namun tetap saja, untuk bersosialisasi itu sangat sulit, berat hingga saya merasa bukan bagian dari sosial tersebut. Dimanapun dan kapanpun itu. 
Semua hanya dapat teratasi dengan substance atau zat-zar yang telah berputar dalam tubuh hingga ke otak saya. Dengan itu saja saya dapat merasa bisa bersosialisasi dengan normal. 
Tapi jelas pengaruh obat2an tersebut sangat buruk juga untuk saya, karena kontrol diri danemtal saya sangat lemah menghadapinya. Hingga akan terus ingin lebih dan lebih lagi. Ya, saya sadar saya harus bisa mendapatkan kontrol diri saya kembali, walau hingga saat iniasih sangat kecil berpengaruh. Namun saya akan terus mencoba. 
Kebahagiaan saya pun ada hanya dalam pengaruh zat2 tersebut. Apakah karena sejak umur 7 tahun saya mulaienerima zat2 tersebut hingga lupa apa artinya kebahagiaan saat kita sadar..? Tidak juga, namun mungkin juga. Tidak ada jawaban pasti untukku. 
Namun denganenciptakan karya2 seni, saya merasakan kebahagiaan tersebut ada. Apalagi saat proses kreatif tersebut berdebat dalam pikiran saya sendiri. Perdebatan yang baik tapi. 

Menjadi Seniman adalah sesuatu yang berat. Karena kau harus menciptakan sesuatu dari lembaran kosong. Dan juga saya tetap harus bekerja tetap di kantor yang jelas saya benci. Namun bagaimanapun juga harus tetap saya lakukan. Singkatnya jelas, demi uang, demi ekonomi keluarga. 
Karena bagi seorang seniman kelas bawah, sangat sulit untuk mendapatkan nama. Dan mampu hidup mapan, bahkan kaya, hanya dengan berkarya.. 
Siapapun juga pasti menginginkan itu bukan.? Apakah saya bisa, diumur saya yang sudah 42 tahun hidup di dunia ini. Dimana separuh dr hidup saya pasti diisi dengan ketidaksadaeran akibat pengaruh zat2, alkohol, ataupun itu sebutannyase
Tapi yang jelas membuat sata tetap terus berkarya, melukia, memotret hingga melakukan vandalisme pada gambar2 umum yang akan saya gunting, sobek, bakar dsb, mennciptakan karya baru saya sendiri. Karena saya cinta sekali dengan proses tersebut.

DAUS ADRIAN

No comments:

Post a Comment