"Tak guna antrian panjang
Apalagi hanya popcorn yang mahal
Karena kita gembira
Bermodal awal lima ribuan
Kan ku ajak kau dara
Menyaksikan tutur gambar di rumah
Bertumpuk keping bajakan
Masih sempatnya kita berwacana
Menggila..!!
Digital Video Festival"
Lirik yang sangat menginspirasi bukan..? Ya setidaknya itulah yang dikatakan oleh Jimi Multhazam dari theUpstairs saat dia menyanyikan lagu berjudul digital video festival tsb. Respon terhadap menggilanya bisnis dlm bentuk dvd / vcd bajakan. Sungguh fenomenal..!!, saya pribadi tak mampu berpendapat ketika seorang teman lama menanyakan "Menurutmu pembajakan itu salah atau tidak..?".
Ketika pertanyaan itu terlontar dari mulutnya, saya hanya dapat diam dan mungkin sedikit belaga mikir ( mmmm biar gk keliatan bego2 amat kali ya hehe.. ). Kemudian saya mencoba mencari jawaban2 dari berbagai sumber, baik teori, sosial maupun bisnis. Banyak hasil mengacu pada hak kepemilikan HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Sejauh yang saya tau, terdapat tiga jenis hak kepemilikan yaitu Benda bergerak, seperti emas, perak, kopi, teh, alat-alat elektronik, peralatan telekominukasi dan informasi, dan sebagainya; Benda tidak bergerak, seperti tanah, rumah, toko, dan pabrik; dan yang terakhir adalah Benda tidak berwujud, seperti paten, merek, dan hak cipta (haha itu juga baru baca gw).
Berbeda dengan dua hal yg pertama HAKI termasuk dalam kategori ‘benda tidak berwujud’. Wujudnya berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebaginya yang tidak mempunyai bentuk tertentu. Karena sudah diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) UU, Undang-Undang Paten (UUP) dan Undang-Undang Merek (UUM) maka lebih baik saya gak usah membahas tentang apa2 saja yang termasuk didalamnya, karena hal tersebut juga membosankan bagi saya (bagi saya loh).
Terlepas dari sistem perundang-undangan tersebut, sebenarnya kekayaan intelektual bertujuan untuk apa sih..? Bukankah seharusnya meningkatkan kualitas hidup manusia dari aspek pengetahuan dan moral..?
Benarkan saya jika salah ya kawan, hanya saja dimana moral ketika seorang penjual dvd di pinggir jalan berdebu dan panas yang sedang mencari nafkah untuk istri dan 3 orang anaknya digerebek satpol pp / polisi karena ia menjual dvd dan vcd bajakan yang didapatnya secara halal. Ditambah dengan penyitaan seluruh aset miliknya yg kemudian dapat diambil kembali esok hari di kantor polisi / pol pp dengan sejumlah nominal uang sogokan. Mungkin moral itu ada di dalam kantong aparat kali ya, besok coba saya cari haha..!!
Dalam hal Pengetahuan, dvd dan vcd bajakan adalah gudang dari pengetahuan dan wacana yang murah dan mudah terjangkau rakyat. Bayangkan saja bila tak ada bajakan, bagaimana anda mengoperasikan windows anda?, mungkin sampai saat ini saya pribadi tidak dapat menguasai software photosop, dan saya rasa demikian juga dengan film.
Film adalah suatu karya seni yg paling mutakhir. Kandungan didalamnya berisi segala macam, cabang kesenian lainnya. Lahir sejak munculnya pertanyaan “Apakah keempat kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda berlari..?”. Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Eadweard Muybridge dari Stanford University dengan membuat 16 gambar atau frame kuda yang sedang berlari. Kejadian ini terjadi pada tahun 1878. Dari ke-16 gambar kuda yang sedang berlari ini dirangkai dan digerakkan secara berurutan menghasilkan gambar bergerak pertama yang berhasil dibuat di dunia. Dari sinilah ide membuat sebuah film muncul. Karena pada saat itu teknologi kamera perekam belum ada, Muybridge menggunakan kamera foto biasa untuk menghasilkan gerakan lari kuda. Dengan kata lain, diperlukan pengambilan gambar beberapa kali agar memperoleh gerakan lari kuda yang sempurna saat difilmkan. Dan demikian seterusnya hingga perkembangannya saat ini (nanti kl gw terusin jadi kayak pelajaran sejarah film lg). Benar2 Ajaib..!!
Dalam sebuah film orang dapat melihat, mendengar dan merasakan suatu keadaan / peristiwa yang tersaji di dalamnya. Tanda-tanda yg dikandungnya menakjubkan dan hampir membawa semua orang yg melihat terbawa kedalamnya (apalagi kalau film itu bagus). Nilai pengetahuan di dalam film pun sangat banyak, dengan adanya teknologi ini kita dapat mengerti atau setidaknya tau tentang keadaan dan situasi di tempat dan waktu dimana kejadian film tersebut berlangsung. Belum lagi kandungan isi cerita dan pelajaran2 hidup yg disajikannya, mungkin mampu merubah pandangan hidup seseorang tentang hal yang baik dan benar. Huhu sangat padat dan bermanfaat fungsinya yah..
Biaya penciptaan sebuah film besar / box office tidaklah murah. Karena dari sebuah film terdapat tim kerja yg besar mulai dr penulis skenario, aktor hingga sutradara. Pemikiran2 dan proses pembuatannya adalah rumit dan dibutuhkan pemikiran yang baik serta wawasan yang cukup prihal film yang akan dibuatnya. Mmmm, saya pikir hal tersebut sangat sulit jika dilakukan oleh sembarang orang. Dengan tingkat kesulitan2nya tersebut maka sangat wajar bila para pembuat film garang, marah besar dan menyatakan perang terhadap pembajakan. Belum lagi jika melihat sisi sang bandar pembajak tersebut dengan gampangnya memperbanyak kepingan film dan menjualnya kembali, semakin hari semakin kaya raya dia, uuugghhh dasar maling..!!
Sebuah dilema besar untuk saya... Karena pada satu sisi pembajakan sangat dibutuhkan masyarakat dan saya pribadi, jujur saja ‘SANGAT BUTUH’. Wacana yg luas telah saya terima dari hasil2 bajakan ini. Bahkan membajak telah menjadi keseharian saya, dan telah menjadi budaya negara Indonesia yg katanya berisi org2 jujur. Namun rasa bersalah kerap terjadi dan melintas saat saya sedang melihat dvd bajakan dirumah atau dimana saja. Pencipta yang telah bersusah payah berkarya, dengan tanpa hormat telah saya curi dan nikmati demi keuntungan saya mendapatkan wacana tersebut. Sungguh suatu hal yang sulit..!!
Dampak positif dan negatif pun saling bertabrakan dan menciptakan uap asap yang baru disini. Harapan saya uap yg baru ini dapat menjadi sebuah solusi. Solusi yang mampu menurunkan harga2 dvd / vcd yang sangat bermanfaat ini sehingga harganyapun mampu bersaing dengan yang bajakan.. Aduuuh “Bersaing dengan Bajakan..???”
Menggila..!! Digital Video Festival