Wednesday, December 07, 2016

SANG SUNYI



BRANTAKAN - SANG SUNYI
Alternative Punk Rock Grunge DarkWave Independence Music Video

Sang Sunyi (The Silence) is a song about death, what it feels to be in condition of death. What happened there?, where do we go?, what do we feels?, who do I meet along the way..?, Is God does exist?, An angel and devil? It's all are the question among us the living, and it's always just going to be a question. Before we're experience it our self when we die.
......................
Sang Sunyi adalah lagu tentang kematian, apa rasanya berada dalam kondisi mati. Apa yang terjadi disana?, ke mana kita pergi ?, apa yang akan kita rasakan?, yang akan kita temui di sepanjang jalan ..? Apakah Tuhan itu benar ada?, Malaikat dan iblis? Ini semua adalah pertanyaan di antara kita yang hidup, dan itu hanya selalu akan menjadi sebuah pertanyaan. Sebelum kita mengalaminya ketika diri kita mati.


Or you can check out Sang Sunyi at Youtube  

© Daus Adrian - Brantakan

Wednesday, March 16, 2016

DUNIA DENGAN PESAWAT HITAM

Oleh Daus Adrian

Pada saat itu umur gw cuma 17 atau 18 tahunan.. Semua berawal dari seorang teman gw bernama Yodie yang mungkin sudah tua, sekitar hampir 30 tahunan sepertinya. Atau mungkin karena kumis brewoknya membuat dia tua. Namun jelas dia angkatan yang jauh lebih tua daripada gw. Dia memanggilku dari kejauhan berteriak, “Fanduu…”. Gw cuma dengar suara yang sangat kecil, tapi gw mencari juga karena sadar seperti ada yang memanggil. Lalu teriakkan semut itu terdengar lagi, gw dengar sambil tetap mencari apa suara itu memanggil gw, karena suasana Pasar saat itu sedang ramai sekali dan suaranya sangat tidak jelas. Kemudian gw dengar lagi kali ini lebih kencang dan bergetar. Ternyata pas gw sadar itu Yodie sedang berlari sambil meneriakkan nama gw berkali-kali, “Ndu… Fanduuu..!!!”. Sampailah Yodie di dekat gw, sambil terengah-engah nafasnya karena berlari cukup jauh bagi seorang perokok. “Kenapa lo..?, sampe lari-lari gitu..? Gw kira orang lain tadi lo” Tanya Gw, terus dia jawab,” Alah lo man, nggak seneng banget lo liat gw sih..!! Gw coba jawab dia “Ya nggak lah, bukannya nggak seneng (padahal emang sebenarnya orang itu banyak banget kasusnya, bikin males bergaul sama dia. Jadi emang bener gw sebenernya nggak senang ketemua dia).

Suatu saat pernah gw diajak dia sekali. Pertama dia Cuma bilang kalau ada mesin Printer Sablon mahal, yang kita lakuin tinggal manjat tembok belakang rumah orang itu. Ternyata barangnya ada di belakang gereja dekat kampung gw. Mereka baru beli printer buat bikin-bikin sablonan acara-acara gereja. Yah ampun, gw gak enak banget. Biar gw nggak pernah percaya sama hal-hal religious, tapi gw masih percaya kalau Tuhan itu ada. Sebelum ada bintang pertama di langit sana, dari mana datangnya warna hitam itu. Yaah, tapi itu Cuma perkiraan teologi gw aja. Duit hasil printernya aja dibawa kabur juga sama Yodie, tapi gw nggak peduli biar gw ikut angkat-angkat berat mesinnya. Sejak itu gw nggak pernah percaya lagi sama yang namanya Yodie itu.

Tapi kembali ke orang itu, selain kasus gw nama Yodie juga punya banyak ceritanya. Semua ceritanya hampir semuanya tentang keculasan, kelicikannya dan segala jenisnya. Jelas gw tahu kalau Yodie adalah orang yang nggak bias dipercaya. Tapi kemudian dia bercerita panjang lebar yang ujung-ujungnya mau ngajak gw kerja sama lagi, artinya ada sedikit pekerjaan yang bias mendatangkan uang.

Hari-hari ini lagi nggak kayak biasanya emang gw akuin. Gw bener-bener butuh uang, hutang-hutang udah ngiket sampai mencekik gw kali ini. Gw juga bingung kenapa bisa begitu. Hutangan ini juga bukan hutang-hutang biasa, karena banyak orang yang serius. Ada juga seorang gembong atau Bos besar di Jakarta, penadah motor-motor, mobil curian. Hutangku bisa sampai 13 juta sama dia, makanya gw bilang kalau gw bingung kok bisa sampai segitu. Ada lagi hutang gw karena sebuah computer MacbookPro seharga 18 juta yang gw pinjam dan nggak sengaja gw terlalu banyak minum dan kehilangannya. Sekarang yang punya sudah mengultimatum gw supaya dalama tiga hari ini harus diganti sama persis. Akhirnya ide Yodie emang harus gw pertimbangin lagi mungkin, tapi gw harus dengar dulu rencana dan observasinya dia sampai mana.

“Gimana Fan?, Ayolah gampang deh”, Yodie terus bolak-balik berkata seperti itu. Yah, mau nggak mau gw harus dengerin juga buat solusi gw kedepan. Tapi gw tetep harus inget kalau gw nggak bole dan bisa percaya orang yang bernama Yodie itu. Rencananya adalah, Yodie pun langsung saja menceritakannya di pinggir jalan Pasar itu. Ada sebuah toko kamera di Fatmawati. Kata Yodie dia telah mengawasi toko itu selama lebih dari dua mingguan. Rutinitas ditoko itu dibuka oleh seorang pegawai kecil, yang berkesan dari kampung dan sering ngedumel kalau gajinya kecil, enakkan di kampung, majikannya galak dsb. Jadi pagi-pagi kita berdua tunggu dia buka toko, tarik bocahnya, tutup lagi pintunya, ikat didalam, ambil semua uang di mesin dan lemari, ambil smua alat-alat yang jutaan, ancurin semua cctv, hapus semua filenya, makanya Yodie butuh gw pastinya, soalnya dia nggak ngerti komputer, udah kita langsung keluar sambil tutup pintu lagi seperti toko belum buka. Masuk, keluar gampang seperti membalikkan tangan. Dengan mendengar itu sepertinya rencana yang cukup matang gw bilang, “Oke deh, kita jalan ya.. Tapi jangan sampai bocah itu kenapa-napa loh Yod..”, Yodie menjawab “Iyalah, emang mau lo apain bocah kayak begitu doang. “ Jadi kapan kita gerak..?” gw Tanya, “Besok pagi, semua udah gw siapin tuh dibelakang” jawab Yodie. Kaget juga dengarnya “Hah, besok..? Cepet banget..?”, Gw bilang pada Yodie dan dia jawab “Iyalah, gampang bro..”, sambil menepuk punggung gw layaknya seorang teman sejati.

Setelah menunggu semalaman yang panjang, waktunyapung tiba. Motor kami juga sudah siap berjalan pagi itu kitu kira-kira pada pukul 06 WIB. Karena biasanya toko dibuka sekitar jam 09.00. Kami tiba dilokasi melalui ointu parkir biasa, kemudian kami parkir persis di depan toko. Seorang Satpam datang menyuruh kami memindahkan motor pada parkiran Motor yang tersedia di Plasa. Lalu motor kami pindahkan dengan tetap melihat ke toko itu dan Satpam besar dengan perutnya yang membumbul ke depan, besar seperti habis memakan bayi untuk sarapan tadi. Masalahnya adalah dia juga terus berjalan kearah toko itu, dan berhenti didepan pintu masuknya. Gw bilang “Die.., die.. kok satpam gede itu yang buka tokonya..? Tuh kan dia yang buka pintu tokonya, batalin deh..” Gw sedikit panik bilang ke Yodie. Tapi sepertinya Yodie sudah mengetahuinya, dia bilang “Yah udah dibuka tokonya..? harus cepet nih”. Kemudian gw liat satpam itu belum jadi membuka toko itu, karena ada seorang tukang jamu yang lewat dan dia membeli jamu itu terlebih dahulu. “Nggak belum, dia minum jamu dulu tuh”, gw kasih tahu Yodie sambil ragu. Yodie tetap dengan keyakinannya “Ya udah, yg penting parkirin dulu motornya”. Gw jelas punya keraguan dan mengerti bahwa Yodie sudah tahu hal ini, Gw Tanya ke dia “Lo ngerjain gw lagi ya, lo udah tau kan kalau penjaganya hedenya kayak gitu”, sambil gw cengkeram kerah bajunya. Dia Cuma jawab “Ya iyalah Ndu…, Ah lo bego juga, ya pasti satpam lah yang ngejagain. Jangan bilang lo percaya sama cerita orang kecil dari kampung gitu haha..?” sambil tertawa dia melepaskan tangan gw dengan keras. Gw balas “Tapi gimana cara jatuhinnya orang segede itu”. Tapi kami sudah disini, benar-benar filling gw bilang bakalan ada sesuatu yang gak beres bakalan terjadi disini. Tetap gw ucapin pada Yodie “Eh Anjing lo..!!, lo emang udah rencanain mateng kan ini. Lo bilang kan orangnya kecil, gampang tinggal didorong aja pasti jatuh. Tapi kalau ini, lihat tuh.. Kalau itu Satpam bro, dia punya pelatihan bela diri, lagian liat badannya.. Lo gebugin 100x juga gak bakal jatuh tuh orang. Bawa pentungan lagi Batalin aja deh, terlalu bahaya ini buat kita..!” sambil gw hentikan langkahnya sejenak.Yodie menjawab dengan nada mulai terbawa emosi kerasnya, sambil kemudian menunjukkan peralatan yang dibawa di tas panjangnya dan menjawab “Pertama lo sapa dia pura-pura nanya gitu. Terus gw gebug punggungnya pake linggis, dia jatuh langsung lo ikat seret masuk lagi kedalam”. Gw sempat terdiam, karena dia janji tak akan ada kekerasan nanti. “Udah deh lo, santai aja Ndu pasti lancer. Pasti lancer ini udah gw perhitungin, gampang bro. Gw bilang “Santai gimana, Satpam gila kita itu gedenya segitu gimana mau santai”. Yudie menunjukkan lagi tas berisi alat-alat berat seperti linggis, dan berbagai macam kunci inggris besarnya lagi. “Die lo inget yah, gw nggak bakal mau kalau sampe ada jatuh korban gara-gara ini lo. Malah sebenarnya gw nggak mau ada kekerasan kan pertam kali gw bilang” Gw bilang lagi padanya. “Iya-iya.. Lo tenang aja, pasti lancer, Sumpa deh.” Yah sumpah dari Yodie, satu-satunya orang yang tidak bisa dipercaya di dunia.  

Akhirnya pertunjukkan akan dimulai, kami berdua mulai mendekati pintu toko yang dijaga Satpam yang baru selesai minum jamu itu. Perjalanan 100 meter dari tempat parkir terasa sangat panjang dan lama. Satpam penjaga itu telah berada didepan kami dengan pintu geser besi yang baru dibuka sedikit, dia melihat kami berdua. Begitu Gw baru mulai mau bicara basa-basi, Yodie langsung memukulnya dengan linggis pada belakang kepalanya, tapi dia beluma jatuh. Yodie pun kembali memukulnya dengan lebih keras lagi hingga darah pun keluar, aku melihat giginya yang rontok dan wajahnya yang penuh dengan darah keluar dari atas kepalanya. Dalam seketika Satpam 100kg itu pun jatuh sambil kesakitan, dengan darahnya yang mengalir ke dalam toko. Jantung ku seperti meledak dan berdebar kencang sekali, begitu juga dengan badan ku terasa kaku dan gemetar tak dapat berhenti. Yodie berteriak ke gw tapi seperti suara itu tak bergema sama sekali. “Wooii..!!! budek!” Sambil dia menempeleng kepala gw. Lanjutnya, “Jangan diem aja lo..!!, liat orang-orang tuh, ada yang ngeliat nggak? Bantuin gw angkat dia masuk, ayoo! Ada darah nggak diluar? Kalau ada bersihin deh! Buru..!”.

Setelah Satpam itu kami seret ke dalam toko, sewaktu gw mau bersihin darah dan beberapa gigi yang rontok di luar, perut gw muak dan akhirnya gw muntah di trotoar. Gw kembali masuk ke dalam sambil mengambil tas peralatan Yodie ke dalam, termasuk linggis yang dipakai untuk memukul petugas itu. Kemudian kami menaruh  petugas yang sudah terbaring kesakitan itu dalam kamar mandi dan langsung mengunci pintu tersebut. Pintu geser depan pun langsung Gw tutup lagi. Sejak itu kami memiliki waktu sekitar setengah jam sebelum petugas-petugas lain datang. Jadi terlihat dari luar toko masih belum buka. “Oke, kita mutus gede-gedean Bro..” kata Yodie bersemangat.

Tindakan pertama yang kami lakukan adalah merusak dan menghancurkan semua cctv ditoto itu. Lalu gw nyari komputernya dan mencabut Hard Drive –Hard Drive nya. Sementara Yodie membongkar tempat penyimpanan uang, yang ditemukannya dalam gudang. Yodie manggil Gw buat melihat sambil memberitahu bahwa ada dua kotak uang. Setelah dibuka paksa dengan bor milik nya, Kami lihat ratusan juta ada di dalamnya. Lalu Yodie berkata “Ini lo liat hampir sama tumpukannya kan? Jadi kita bawa satu-satu aja gimana..?” Apapun itu gw setuju saja, karena Petugas itu mulai mengganggu pikiranku. Tapi Yodie tetap terus mengambil apa yang bisa diambil dari lensa standart yang paling top, hingga kamera-kamera baru dan lensa 800mm. Gw pun akhirnya ikut bergerak mengikuti, saya memasuki kamera-kamera yang sekiranya mahal ke dalam tas hitam ku. Yodie kemudian berkata, “Udah cepet deh, barang-barang kamera ini nggak bisa kita jual sembarangan soalnya, ini semua punya nomor seri. Ntar lo jual ke publik pasti langsung kena lo”. Memang ada benarnya dia, akhirnya gw hentikan memasukkan barang-barang itu kedalam tas. Ukuran tempat uang kas situ seukuran kotak sepatu, namun cukup berat Yodie pun memindahkan semua isinya ke dalam tasnya.

Saking sibuknya kami menggasak tempat itu, tiba-tiba terdengar suara Satpam tadi merintih kesakitan. Kami menyeretnya dekat dengan kamar mandi, tapi sebelum kami melihat, pelan-pelan kami melangkah menujunya. Mulai dari kaki hingga terlihat darah yang keluar dari kepalanya. Tiba-tiba kaki orang itu terlihat mulai kejang-kejang. Gw sama Yodie Cuma ngeliatiin aja, bingung mau gimana. Kepalanya sudah berdarah-darah, tapi kemudian dia mengangkat tangan kanannya seperti meminta tolong. Dengan suara lemah dia bilang “To-to-tolong mas.. Tolongin saya, jangan biarin saya mati seperti ini. Bi-biarkan saya ba-bangun dan ke rrrumah sssakit, s.. s..saya janji nggak bakal ngomong ap-apa-apa”. Situsasi ini benar-benar membuat kami bingung dan gila. Yodie bilang kalau kita tidak dapat melakukan ini, bahwa kita berdua harus segera pergi, karena waktu hanya tinggal 10 menitan lagi staf lain akan datang. Tapi gw rasanya nggak bisa, nggak tau kenapa sikap gw.

Akhirnya gw coba menyentuh tangannya perlahan dengan ragu, takut apabila dia menjebak kami. Namun Yodie diam-diam dari belakang mengambil kembali linggisnya dan bersiap di belakang Satpam itu. Ternyata perkiraan gw benar Petugas itu menyekap leher gw menggunakan tangan kanannnya, dan mengambil tangan kiri gwlalu mempelintirnya dengan keras sekali. Tenaga Satpam ini ternyata masih seperti Beruang ngamuk, walau kepalanya sudah bocor dan berdarah. Semakin keras ia mempelintir dan mencekik gw hingga tanganku serasa ingin copot, nafaskupun dibuat sangat berat seperti akan pingsan. Semakin keras dia mencengkeram gw sambil mencoba berdiri dan menyeret gw kearah telepon sambil berkata, “Ampun nggak lo maling sialan, sebentar lagi lo pasti dipenjara.. Lo tau nggak mereka kasih makan apa di penjara..?”, setengah detik begitu Satpam itu berbicara seperti itu Yodie dengan Linggisnya langsung kembali menghajarnya kembali tepat dibelakang kepalanya!, hingga darah kembali mencuat keluar dengan cepatnya dari kepala hingga selurugh ruangan toko mungkin. Gambaran cipratan darah Petugas itu memang sangat menyeramkan, gwpun hampir muntah melihatnya, tapi gw coba tahan. Satpam itu langsung jatuh, dan Yodie pun kembali mengayunkan linggisnya sekali lagi dengan keras, namun kali ini ke badan sang Satpam. Kemudian kami berdua terdiam. Terdiam dengan nafas kami yang terengah-engah saat itu. Terdiam, terdiam tanpa sepatah katapun, tanpa gerakan apapun, hanya memandangi tubuh besar yang terbaring di depan kami itu. Rasanya gw pingin pulang saja, tapi gw melihat raut wajah Yodie yang di warnai bercak darah dan gw harus nyelesain ini.

Setelah kediaman itu kami pun langsung beradu argument dengan cukup keras tentang harus bagaimana kemudian orang itu. Gw terus coba memeriksa orang itu “Hati-hati lo bro..!!”, kata Yodie khawatir. “Lo liat dong udah ancur dia, nggak kayak tadi gila lo” Jawab Gw sambil mencoba memeriksa urat nadi atau detak jantungnya. “Masih hidup Die, gimana nih..?”, gw bilang setelah memeriksanya dengan detail berharap bila Yodie memiliki ide untuk menolong Petugas itu. Gw pastikan lagi dan jelas bila dia masih hidup, tapi tidak tahu untuk berapa lama, karena darahnya keluar terus, kepalanya juga terluka, ada kemungkinan gegar otak. Yodie tetap bersikeras untuk meninggalkan orang itu, dia hanya ingin pergi dari tempat itu, “Aduuh lo udah kita harus cabut sekarang, dia itu saksi lebih bagus kalau dia emang mati Boy..” dengan gampangnya Yodie bicara seperti itu. Langsung Gw dorong dia, sembarangan lo. “Ini tuh orang Die, Gw sendiri nggak tahu kenapa, tapi siapa tahu dia diperlukan sama orang lain. Siapa tahu dia punya Bini, anak-anak.. Gila lo, nggak tau deh tapi gw nggak bisa ninggalin dia disini begitu aja..”, gw ngucapin sambil berteriak. Argument pun semakin panas, karena kami terus beradu dengan keras. Yodie kemudian membalas dengan mencengkeram kencang kedua kerah baju dekat leher gw sambil ngomong, “Lo itu jangan jadi orang goblok, dasar bego..!! Lo mau gimana, nelepon Ambulans, biar Polisi juga pada kesini gitu..?”. Gw jawab, “Iya paling..”. Lalu Yodie mendorong Gw sampai ke dinding yang penuh dengan Frame-frame Foto, lalu menahan lengan kanannya ke leher Gw dengan keras, dan Yodiepun berteriak, “Aaaaaah….!! Lo…!!!. Yodiepun melepaskan tangannya dari tubuhku, dan semakin menghalus dia pun berkata, “Terserah lo deh gimana, ini kejadian udah terjadi. Gw nggak bisa Ndu, gw tetep harus pergi sekarang juga”. Dia juga sempat bertanya,”Lo beneran nih..? Gimana, gw percaya sama lo man, kalo lo gak bakal nyepuin gw. Tapi gw bener-bener harus pergi dari sini sekarang. Kalo gw jadi lo gw juga harus cepet-cepet pergi dari sini, waktunya bro..”, Yodie sambil mengangkat tas hitam berisi kotak kas uang di badannya. Pintu toko yang berupa pintu geser kuno itu pun terbuka, sangat menyilaukan. Keadaan luar masih sepi, berarti belum adanya tanda-tanda para polisi mengetahui kami disana. Dari situlah Yodie pergi dan kembali menutup pintu.

Sementara Gw masih terjebak diantara Satpam yang akan mati, yang sekarat dan mencoba untuk membunuhku tadi dan uang kekayaan yang siap untuk gw bawa pergi dan terbebas dari ini semua. Namun tetap gw nggak bisa ninggalin orang sekarat sperti ini, tapi apa yang harus gw lakukan..? Gw harus berpikir ekstrim. Menelepon Ambulans sudah jelas diluar dari pilihan, Gw juga nggak bisa nelepon orang lain. Pikiranku seperti orang gila, gw Cuma bisa mondar-mandir, bolak-balik saja benar-benar bingung. Tetapi akhirnya gw liat troli barang, lalu aku ambil dan coba untuk menaikkan Petugas itu, tapi terlalu kecil. Akhirnya petugas itu gw taruh lagi, dan mencoba menaruh tiga tas gw diatas troli itu. Bisa, dan cukup enteng. Tapi bagaimana Satpam itu..? Saking paniknya melihat waktu yang sudah mendesak gw langsung mengangkat Petugas sekarat itu, ternyata gw kuat. Seperti mengangkat beras dua karung di Pasar. Ide gila ini gw piker harus jalan, mau nggak mau.

Pintu masih tertutup, Gw masih belum tahu ada apa diluar sana. Satpam itu gw taruh lagi untuk menggeser pintu, begitupun tas dan trolinya yang harus gw lepas juga. Yang gw pikir sebelum membuka pintu itu adalah bagaimana nanti reaksi masyarakat Jakarta melihat ini?. Melihat gw mengangkat Satpam di bahu dengan kepalanya yang terluka dan meneteskan darah, dengan troli berisi tas-tas hasil perampokan. Yang kutahu jurnalis pasti akan menyukai ini. Pintu besar itupun mulai gw geser sedikit demi sedikit, cukup berat untuk orang seperti gw. Petugas dan troli itu mulai gw angkat dan tarik kembali.

Langkah pertama yang cukup berat untuk keluar dari pintu itu. Kepala Satpam itu masih terus saja meneteskan darah. Pada langkah kedua, ketiga orang-orang yang hilir mudik masih belum memperhatikan. Gw terus berjalan, berusaha seperti memakai kaca mata kuda dan berjalan menuju jalan raya utama. Beberapa orang menyaksikan seperti ingin tahu, tapi mereka tetap melanjutkan langkahnya. Hingga sampailah gw di persimpangan jalan raya. Gw masih belum tahu apa yang harus kulakukan.  Orang-orang melihat, namun tidak ada yang mengatakan satu kata pun padaku. Tiba di halte bus, lebih banyak orang lagi disana yang berdiri, orang-orang itu melihat keadaan Gw, tapi seperti tidak ingin tahu. Mereka melanjutkan kegiatan mereka sendiri-sendiri dengan gadget-gadget canggihnya, berteriak-teriak di telepon dan saat bus datang mereka hanya pergi begitu saja menaiki bus tersebut. Gw nggak pernah bayangin akan menjadi seperti ini, bahkan tak terbayangkan gw bisa sampai di halte bus jala raya seramai ini dengan orang sekarat dan rampokan di troli ku.. Masih belum bisa berpikir dan bingung tiba-tiba sebuah taksi berhenti didepan halte, supirnya membuka kaca dan bertanya, “Butuh ke Rumah Sakit Bang..?”, mendengar suara supir itu gw langsung jawab “Iya Pak, ini gak tahu tiba-tiba jatuh kena besi ini kepalanya, tolong Pak yah”, gw bilang.

Supir itu turun dan membuka pintu belakang. Gw langsung memasukkan kepala Satpam yang berdarah itu dan supir itu memegangi kakinya. Supir itu member sebuah handuk untuk menadahi kepala Petugas itu. Gw turun lewat pintu sebelah kanan, dan tiba-tiba pintu bagasi terbuka. Gw mencoba untuk menghindar dan langsung pergi saja, tapi supir itu memegang tangan saya. “Maaf pak, ini tetep harus ada yang tanggung jawab dirumah sakit nanti gimana?” Dia bilang. Akhirnya semua tas dan troli gw dilipat dan masuk bagasi belakang, gw terpaksa ikut. “Sampai Rumah Sakit aja kan Pak biasanya” Gw sempat bertanya pada supir itu. Lalu supir itu menjawab “Ya nggak tahu sih mas, kadang ke Polisi juga. Soalnya kan Mas yang nemuin kan?” katanya. Bisa dikatakan gw cukup khawatir saat itu.

Jalan taksi itu kencang, hanya dalam sekitar 2 menit dia sudah sampai di depan pintu UGD RS Fatmawati. Lalu kami turun dan petugas – petugas di UGD dengan sigap  menyiapkan tandu dan alat-alat kedokteran lainnya. Pertama konsentrasiku hanya pada bagasi Taksi agar cepat dibuka. Tapi kemudian seorang Dokter wanita cantik terlihat memeriksa memalingkan pikiranku. Para perawat berkata “Korban trauma di kepala, dan dada juga”. Lalu Dokter cantik itu memeriksa lukanya “Kok seperti kena besi sampe dua kali gini..?” Kemudian gw bertanya, “Gimana Dok..?”, Dia menjawab “Mungkin kalau sedikit lagi, 10 menit aja bisa kehabisan darah dia, Bapak udah nyelametin hidupnya loh. Makasih ya Pak, di Jakarta nggak banyak orang kayak Bapak”. Gw Cuma bisa ngerasa lega.

Ketika menoleh ke belakang Taksi, ternyata semua barang-barangku beserta Trolinya sudah dibereskan supir Taksi berwarna putih itu. Lalu Gw kasih dia uang sampai 500 ribu sambil bilang, “Nie buat jasa lo Pak”. “Hah.., Ahhahaha.. Makasih Bos” Dia terlihat senang sekali.

Sambil membawa Troli dan tiga tas Ransel itu, akhirnya Gw tinggalin trolinya dan pergi dengan diam-diam tanpa ada yang melihat lagi. Gw nggak tau dan nggak bakal mikirin biarpun Satpam itu nanti bisa mengenali kamu. Yang gw pikirin Cuma senyuman di wajah gw ini gak bakal habis, yaaah mungkin untuk tahun ini. Karena hari ini, gw berhasil menjadi bagian dari para Eksekutif muda dengan pesawat-pesawat pribadi mereka.

_____________________________________________________________________________

Sunday, December 13, 2015

Brantakan - Sang Sunyi



BRANTAKAN - SANG SUNYI
Alternative Punk Rock Grunge DarkWave Independence Music Video

Sang Sunyi (The Silence) is a song about death, what it feels to be in condition of death. What happened there?, where do we go?, what do we feels?, who do I meet along the way..?, Is God does exist?, An angel and devil? It's all are the question among us the living, and it's always just going to be a question. Before we're experience it our self when we die.
......................
Sang Sunyi adalah lagu tentang kematian, apa rasanya berada dalam kondisi mati. Apa yang terjadi disana?, ke mana kita pergi ?, apa yang akan kita rasakan?, yang akan kita temui di sepanjang jalan ..? Apakah Tuhan itu benar ada?, Malaikat dan iblis? Ini semua adalah pertanyaan di antara kita yang hidup, dan itu hanya selalu akan menjadi sebuah pertanyaan. Sebelum kita mengalaminya ketika diri kita mati.


Or you can check out Sang Sunyi at Youtube  

© Daus Adrian - Brantakan

Saturday, October 31, 2015

Berita Terkini Kasus Pembunuhan Sadis - Murder Case on Sosrowijayan St Yogyakarta

Pembunuhan Tragis di Yogyakarta, Indonesia

Pagi ini ketika saya berjalan dari Gedongtengen menuju Halte bus Malioboro, tepat di pinggir jalan Sosrowijayan terdapat kerumunan orang yang berkumpul. Pada saat saya lihat ternyata ada kejadian tragedi yang terjadi pagi itu, sekitar 15 menit sebelum saya tiba.
Seorang pemilik hotel dan agensi pariwisata terbunuh di dalam kantornya. Pelaku melarikan diri dengan sepeda motor, dan korban jatuh yang kemudian meninggal dunia di tempat. Kejadian ini menggemparkan masyarakat sekitar, bahkan di depan hotel tersebut terdapat sebuah sekolah dasar yang langsung juga diliburkan akibat kejadian ini..
Belum jelas motif dan modus pembunuhan ini, karena memang saya sedang tidak meliput pagi ini.. Hanya dari beberapa saksi mengatakan bahwa ada 2 pelaku yang menaiki sepeda motor, kemudian salah satu pembunuh yang dibonceng tersebut turun dengan cepat dari motornya sambil berteriak memanggil nama korban. Ia juga membawa sebilah pedang di tangan kanan dan pisau di tangan kirinya.
Ketika itu pintu kantor yang terletak didepan hotel dan perusahaan pariwisata korban masih tertutup. Korban pun membuka pintu dan pelaku tersebut langsung mendobrak pintu dan masuk. Setelah beberapa detik pelaku keluar dengan bercak darah di tangannya dan langsung melompat ke atas sepeda motornya yang telah ditunggu oleh rekan pelaku.. Kemudian dengan kecepatan tinggi ia pun menghilang di keramaian.
Butuh kira-kira 10 menit baru pihak kepolisian tiba di lokasi. Pada saat saya tiba bersamaan dengan Ambulance yang juga baru sampai di tempat. Yang kemudian membawa jasad korban seperti yang terlihat dalam video.
Melihat kejadian mengerikan ini mengingatkan kita untuk tetap berhati-hati dan coba untuk tetap bersikap yang semestinya di masyarakat yang sekarang semakin keras..

Kasus Pembunuhan Sadis di Sosrowijayan - Murder Case on Sosrowijayan St, Yogyakarta
----------------------------------------------------------------------------------------

A Murder On the Street Sosrowijayan Jogjakarta, Indonesia

This morning when I walked out of Gedongtengen toward the bus stop at Malioboro Street, right on the roadside of Sosrowijayan street there's this crowd gathered there. And it turns out there's a tragedy happened this morning, about 15 minutes before I arrived.
An owner of the hotel and tourism agency killed in his office. The perpetrators fled on a motorcycle, and the victim fell and then died on the spot. This appalling incident surrounding communities, even in front of the hotel there is a primary school was also closed due to direct this incident ..
Unclear motives and modes of this homicide, because I'm not covering as journalist this morning.. But, from some witnesses said that there are two actors who ride a motorcycle, and then one of the killers on the back of the bike, go down quickly from his motorcycle while calling out loud the victims name. He also carries a sword in his right hand and a knife in his left hand.
When the door of the office which is located in front of the hotel and tourism company victims still closed. The victim opened the door and the offender immediately broke down the door and entered. After a few seconds offenders out with blood on his hands and immediately hopped on his motorcycle that has been awaited by fellow actors with high speed .. Then he disappeared into the crowd.
It takes approximately 10 minutes new police arrived on the scene. By the time I arrived along with the Ambulance were also new to the place. Which then carry the bodies of victims as seen in the video.
Seeing this terrible incident reminds us to remain cautious and try to keep the proper attitude in society is now increasingly hard ..
Two Bikers is the Culpable Homicide
------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saturday, September 19, 2015